Passion Atau Bakat?

Juli 17, 2017





Belakangan ini gue merasa terusik sama pemikiran gue sendiri. Rasanya sel-sel otak yang ada dalam kepala gue mengajak untuk terus memikirkan sesuatu dan diri gue sendiri memaksa gue untuk selalu bermonolog. Apa gue mulai gila?


Ngga.



Mungkin ini efek dari libur semester  yang membuat gue berada di zona nyaman gue yaitu seharian di rumah dengan internet dan tv. Inilah ketika gue mulai merasakan dampak media yang tidak sehat. 

Tapi bukan dampak tidak sehatnya media yang akan gue omongin disini. Karena kalau gue ngomongin tentang media ngga akan nyambung sama judul postingannya.



Banyak orang yang berusaha keras mencari dimana passion-nya. Sampai sini banyak orang yang salah mengartikan passion adalah bakat. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Kalau kita cari di google translate, passion artinya gairah. Menurut Wikipedia sendiri, “Passion is a very strong feeling about a person or thing”. Passion disini lebih ke emosi, hasrat seseorang terhadap sesuatu.


Sementara bakat adalah potensi, kemampuan dasar yang dimiliki seseorang dan masih perlu diasah. Bakat dalam bahasa inggris adalah talent. Jadi jelas beda antara passion dan bakat. Sebenernya masih ada satu yang berhubungan dengan passion dan bakat yaitu minat. Tapi kalau gue jelasin semua disini  kesannya kok gue jadi kaya nulis tugas karya ilmiah anak psikologi ya.



Sebenernya passion itu ngga perlu dicari karena yang namanya passion itu sebenernya adalah hal yang deket banget sama diri kita. Yaitu kesukaan kita sendiri. Justru bakatlah yang harus dicari karena bakat seseorang itu bisa ngga keliatan bahkan orang itu sendiri bisa ngga sadar kalau sebenernya dia punya bakat tertentu. Makanya orang sering bilang bakat terpendam.


Gue merasa gue suka menulis dan gue yakin kalau passion gue emang di bidang ini. Tapi gue ngga yakin apakah ini bakat gue atau bukan. Gue merasa makin ngga yakin karena hal yang gue tulis di awal postingan ini. Dimana gue merasa terusik oleh pemikiran gue dan diri sendiri yang terus menerus bermonolog. Karena passion gue nulis, gue coba untuk menuangkan pikiran yang mengusik gue tersebut lewat tulisan. Tapi kemudian semua pikiran itu hilang gitu aja ketika gue udah siap buat menumpahkannya di depan notebook.


Blank.



Yang terjadi kemudian untuk menghasilkan sebuah paragraf aja gue harus beberapa kali berhenti. Atau menghapus baris ini dan baris itu. Menemukan kata yang cocok dan menyambungkan kalimat demi kalimat dalam sebuah tulisan ternyata ngga gampang. Bahkan untuk orang yang udah yakin kalau passionnya adalah menulis.


Disaat kaya gini  gue suka merasa diri gue menyedihkan karena sampai di umur 20 tahun gue ngga tau bakat gue apa. Ketika gue harus bikin CV atau daftar organisasi yang pasti ada pertanyaan bakat kita apa, gue jawabnya selalu menulis. Padahal sebenernya menulis itu passion gue dan gue masih ngga tau bakat gue apa. Miris.



Gue merasa gue harus secepatnya menemukan bakat gue supaya gue ngga bingung lagi kalau ditanya bakatnya apa. Apalagi ngga lama lagi gue akan menghadapi dunia kerja. Dimana passion dan bakat jadi hal yang penting untuk pekerjaan yang akan gue jalani kelak. Masalahnya gue tipe orang yang bisa enjoy terhadap sesuatu cuma kalau sesuatu itu adalah hal yang gue suka. Mungkin gue bisa aja survive terhadap sesuatu yang gue kurang suka atau minati tapi kalau gue udah berada di titik jenuhnya gue takut malah sesuatu itu ngga akan maksimal hasilnya dan akan malah menimbulkan dampak negatif buat psikologi gue. Lagipula bukannya lebih enak ya kalau mengerjakan sesuatu itu karena emang kita suka. Ngga akan terasa jadi beban dan hasilnya bisa maksimal.



Walaupun gue belum yakin 100% kalau bakat gue adalah menulis. Setidaknya gue udah punya passion di bidang ini. Mungkin gue hanya perlu mengasahnya supaya bakat tersebut benar-benar tajam terlihat.

Yoih.




Alhamdulillah.

Finally tulisan ini selesai juga. You know kalau gue mulai nulis ini dari kemarin malam dan baru selesai malam ini.

Pemikiran gue selama seharian ini menghasilkan juga beberapa paragraf yang semoga enak dibaca bukan cuma sama gue tapi sama orang lain juga. Wkakaka.

Ini hanya salah satu hasil dari pikiran dan monolog gue yang banyak banget. Sisanya masih butuh perjuangan untuk dituangkan dalam sebuah tulisan.



Semoga ya semoga gue cepat menemukan bakat gue supaya blog ini bisa bermanfaat ketika dibaca banyak orang. Aamiin.




Semangat Nida~~!


You Might Also Like

2 komentar

  1. Nah bener tuh nid, tapi kalo bakat mah bisa dilatih dan dibentuk, jadi lebih mudah.

    Yang susah tuh nemuin bakat sekaligus passion kita, ngelakuin sesuatu menggunakan hati, eh bener ga sih?

    Pokoknya semangat nid!

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena terkadang passion kita ngga sesuai sama bakat. gitu maksudnya sep? hehe.

      Semangat juga asep!

      Hapus

Like us on Facebook